Cari Blog Ini

Minggu, 03 Mei 2015

Masalah-masalah dalam Alat Pendidikan

A.     Pengertian Alat Pendidikan

Alat pendidikan adalah tindakan atau perbuatan atau situasi yang dengan sengaja diadakan untuk membantu terlaksananya suatu proses pendidikan guna mencapai suatu tujuan pendidikan baik itu berupa benda atau bukan benda.

B.      Pembagian alat pendidikan

a.      Ditinjau dari segi wujudnya, maka alat pendidikan itu dapat berupa:

1.    Perbuatan mendidik (biasanya disebut software) mencakup nasihat teladan, larangan, perintah, pujian, teguaran, ancaman , dan hukuman
2.      Benda – benda sebagai alat bantu (biasanya disebut hardware) antara lain seperti papan tulis, meja, kursi, kapur tulis dll.

b.   Sementara itu, tindakan pendidikan yang merupakan alat pendidikan dapat ditinjau berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu:

1.    Pengaruh tindakan terhadap tingkah laku anak didik
a. Yang bersifat positif mendorong anak didik untuk melakukan serta meneruskan tingkah laku tertentu, seperti teladan, pujian dan hadiah.
b. Yang bersifat mengekang mendorong anak didik untuk menjauihi serta menghentikan tingkah laku tertentu  seperti larangan, teguran, ancaman dan hukuman

 Akibat tindakan terhadap tindakan anak didik
a. Mencegah atau mengarahkan, seperti perintah, teladan dan larangan
b. Memperbaiki, seperti teguran, ancamandan hukuman

c.       Menurut Sifatnya Alat Pendidikan dibagi dalam dua yaitu

a.      Alat Pendidikan Preventif.

Alat pendidikan yang bersifat pencegahan, yaitu untuk menjaga agar hal-hal yang dapat mengganggu atau menghambat kelancaran proses pendidikan bisa dihindarkan

Adapun yang termasuk di dalam alat pendidikan preventif adalah:

1.      Tata Tertib, Yaitu beberapa peraturan yang harus ditaati dalam situasi atau dalam suatu tata kehidupan tertentu
2.      Anjuran dan Perintah, Anjuran adalah ajakan atau saran untuk melakukan sesuatu yang baik dan berguna. Perintah adalah anjuran yang keras untuk melakukan yang baik dan berguna
3.      Larangan, Yaitu ajakan atau saran untuk tidak melakukan hal-hal yang kurang baik dan merugikan. Biasanya larangan ini disertai dengan ancaman-ancaman
4.      Paksaan, Yaitu perintah dengan kekerasan terhadap anak untuk melakukan sesuatu yang baik danbermanfaat
5.      Disiplin, Yaitu suatu sikap mental yang dengan kesadaran dan keinsafannya mematuhi perintah-perintah atau larangan yang ada terhadap suatu hal, karena benar-benar tahu tentang pentingnya perintah atau larangan tersebut.




b.      Alat Pendidikan Repressif

Alat pendidikan repressif disebut juga alat pendidikan kuratif atau korektif. alat pendidikan ini berfungsi dimana pada suatu ketika terjadi pelanggaran tata tertib, maka alat tersebut penting untuk menyadarkan kembali kepada hal-hal yang baik, benar dan tertib.

Yang termasuk ke dalam alat pendidikan repressif antara lain:
1)      Pemberitahuan, Yaitu pemberitahuan kepada anak terhadap sesuatu hal yang kurang baik dan mengganggu jalanya proses penddikan
2)      Teguran, Yaitu pemberitahuan yang diberikan kepada anak yang sudah mengetahui atau sudah dapat diketahui atau sudah mengetahui atau sudah dapat diketahui anak itu melakukan pelanggaran
3)      Peringatan, Diberikan kepada anak yang sudah berkali-kali melakukan pelanggaran, dimana sebelumnya udah diberi teguran-teguran. Biasanya peringatan ini juga disertai ancaman-ancaman
4)      Hukuman, Yaitu suatu tindakan yang paling akhir terhadap adanya pelanggaran-pelanggaran yang sudah berkali-kali dilakukan setelah diberitahukan, ditegur, dan diperingati
5)      Ganjaran, Yaitu alat pendidikan repressif yang bersifat menyenangka, ganjaran diberikan kepada anak yang mempunyai prestasi-prestasi tertentu dalam pendidikan, memiliki kerajinan tertentu dan tingkah laku yang baik sehingga dapat dijadikan contoh tauladan bagi teman-temannya. Ganjaran dapat dibedakan menjadi beberapa macam anatara lain; pujian, penghormatan, hadiah dan tanda penghargaan

d.      Alat Pendidikan dilihat dari bentuknya

a. Berbentuk benda (materiil)
b. Berbentuk non benda (non materiil)

Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Drs. Madyo Ekosusilo yang membagi alat pendidikan menjadi dua, yaitu

1)      Alat Pendidikan yang bersifat materiil, yaitu alat-alat pengajaran yang berupa benda-benda yang nyata
2)      Alat pendidikan yang bersifat non materiil, yaitu alat-alat pendidikan yang tidak bersifat kebendaan melainkan segala macam keadaan atau kondisi, tindakan dan perbuatan yang diadakan atau dilakukan dengan sengaja sebagai sarana dalam melaksankan pendidikan

e.      Alat pendidikan dilihat dari pelaksanaannya

a. Alat pendidikan langsung (direct). Alat pendidikan langsung adalah suatu alat pendidikan yang disampaikan atau diberikan secara langsung kepada peserta didik.
b. Alat pendidikan tidak langsung (inderect). Alat pendidikan tidak langsung berarti suatu alat pendidikan yang diberikan atau disampaikan secara tidak langsung melalui perantara



C. Penggunaan Alat Pendidikan

Di dalam menggunakan alat pendidikan, seharusnya sudah ditegaskan tujuan apa yang ingin dicapai, tetapi juga harus selalu diingat, bagi para pendidik hendaknya berusaha menghindarkan tindakan yang bersifat memaksa bagi peserta didik. Disinilah seorang pendidik dituntut untuk menggunakan keterampilannya dalam memilih dan menggunakan alat pendidikan yang akan digunakan dalam mendidik. Dalam pengakaian alat pendidikan harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1.      Tujuan pendidikan
2.      Jenis alat pendidikan
3.      Pendidik yang memakai alat pendidikan
4.      Anak didik yang dikenai alat pendidikan

Tidak hanya itu, karena banyak sekali factor-faktor yang harus diperhitungkan oleh para pendidik dalam hubungannya dengan pemakaian alat-alat pendidikan, yaitu:
1.      Faktor pendidik sebagai subjek pendidikan. Yaitu kemampuan dan keterampilan seorang pendidik dalam mengguanakn alat pendidikan
2.      Faktor anak didik. Yaitu kondisi dan situasi anak didik dalam menerima pendidikan, seperti; perkembangan jiwanya, cara berfikirnya dan sebagainya
3.      Faktor kemampuan. Dimana kemampua material sekolah maupun lembaga pendidikan juga menentukan pemakaian alat pendidikan
4.      Faktor Tempat. Yaitu dimana lokasi sekolah, juga menentukan dalam pemakaian alat pendidikan.

Pendidik sebagai pemakai alat pendidikan juga berbeda-beda keahlian dan orientasinya, meskipun dalam bidang studi yang sama, lebih-lebih dalam bidang studi yang berbeda, maka tentunya alat yang dipakai juga berbeda. Adapun hal-hal yang perlu dipertimbangkan tentang anak didik adalah dari segi jenis kelamin, usia, bakat, perkembangan dan kondisi alam sekitar.

Lalu, bagaimana dengan masalah-masalah yang muncul dari alat pendidikan tersebut? Memang ada beberapa masalah yang dapat timbul dari pemaparan diatas, khususnya pada anak didik. Kali ini saya akan memberikan masalah yang terjadi di daerah kita serta penggunaan alat pendidikan yang dapat kita jadikan pilihan untuk mengatasinya.

1.      Coba kita perhatikan gambar di bawah ini





Mungkin mencoret-coret adalah hal umum yang pasti ada dan terjadi tidak hanya di lingkungan sekolah tapi juga di lingkungan umum. Mulai dari mencoret-coret papan tulis, dinding, tembok, meja/kursi, dan apapun yang dapat di jadikan objek untuk mencoret-coret. Dari tindakan ini, tak jarang kita jumpai larangan-larangan mulai dari yang ringan hingga yang keras.


Lalu, masih haruskah kita menghukum anak didik kita dengan hukuman semacam ini?








Sekarang, coba kita perhatikan pada gambar di bawah ini,



Gambar di samping dapat terjadi bila anak tidak mendapatkan akses dalam ia mencurahkan segala aspirasinya berkaitan dengan larangan-larangan yang di tetapkan.


Padahal jika kita teliti lagi pada coretan-coretan yang ada, maka kita akan dapat menemukan bebagai kata-kata dan perasaan serta aspirasi bagi mereka yang aspirasinya tidak dapat tersampaikan/tidak di dengar oleh para petinggi di Negeri ini.






Padahal, jika di bina dengan benar maka coretan-coretan tersebut dapat menjadi gambar dan seni yang indah.



Lalu, daripada menghapus calon-calon seniman tersebut, mengapa anak-anak tersebut tidak kita latih dan kembangkan menjadi seniman dinding yang baik. Kita dapat menggunakan gedung-gedung tua yang tidak terpakai untuk melatih mereka, atau kita juga dapat menggunakan jalan/lapangan beton yang biasa di gunakan anak-anak bermain. Kita dapat adakan ekstra kulikuler mungkin agar menjadi wadah awal mereka dalam mengembangkan bakat dan hal itu juga dapat menjadi kegiatan yang bermanfaat dari pada mereka salah dalam memilih pergaulan/perkumpulan teman karena kita sendiri juga ikut mengawasi mereka

Dari hal tersebut kita dapat memperoleh banyak manfaat, jika karya mereka bagus dan layak mengapa tidak kita tawarkan/publikasikan secara umum. Dan bila ada yang tertarik, bukan tidak mungkin mereka dapat di pekerjakan untuk menghias gedung atau bangunan atau mungkin mengikut sertakan dalam even-even tertentu. 


2.      Klothekan


Pernahkah anda mendengar istilah “klotekan”? Saya akan mendeskribsikan sedikit tentang klotekan, klotekan tersebut biasa dilakukan oleh anak-anak didik mulai dari SD hingga SMA bahkan sampai anak kuliahan pun kadang melakukan hal ini walaupun hanya sebentar dan tingkatannya pun tidak separah anak SD. Klotekan sendiri di lakukan dengan cara membuat suara-suara dari berbagai barang yang di pukulkan antara satu dengan yang lain. Barang tersebut dapat berupa kayu, besi, atau lain sebagainya yang dapat di buat musik, lagu atau nada-nada tersendiri oleh para anak-anak yang bermain klotekan. 

Memang hal tersebut sangat bagus untuk mengembangkan kreasivitas anak  didik, Namun jika hal itu dilakukan ketika jam pelajaran bukankah akan menyebabkan kebisingan yang akan mengganggu kelas lain? Apalagi dari klotekan tersebut pasti akan merusak fasilitas kelas seperti meja kelas dapat retak, kayu-kayu berceceran, dan lain-lain. Maka dari itu kita dapat mencari siasat tanpa menghilangkan kreativitas dari anak didik kita. Kita buat ekstra kulikuler seperti drum band, karawitan, rabana atau lain sebagainya. Disana kita bina mereka agar dapat meningkatkan kreatifitas dan potensi yang ada pada diri mereka, sehingga semua aspirasi mereka dapat tercurahkan dengan benar. 


Tapi, memang benar bahwa biaya untuk membeli fasilitas tersebut tidak bisa di bilang murah. Apalagi untuk daerah-daerah pedesaan yang sederhana serta pendapatan masyarakat yang masih tergolong menengah ke bawah. Untuk itu, dapat kita siasati dengan menggabungkan dana dari beberapa sekolah di daerah tersebut. Kita gabungkan  sekolah-sekolah di daerah tersebut, lalu kita pilih bibit-bibit yang berkualitas. Sehingga jika diadakan lomba daerah tersebut telah terwakili sehingga diharapkan dapat memengkan perlombaan dan membantu memperkenalkan kualitas dari ekstra kulikulers sekolah tersebut. 

Dengan terkenalnya kualitas dari ekstra kulikuler tersebut, maka warga yang mempunyai acara seperti hajatan, syukuran, sunatan, dll dapat menyewa jasa dari ekstra kulikuler tersebut sehingga dapat mendatangkan dana yang dapat memperbaiki fasilitas dari kulikuler tersebut. 


Tidak hanya dapat di jadikan personil drum band, para anak-anak dapat pula kita latih untuk membantu masyarakat ketika puasa. Mereka dapat kita arakan untuk membangunkan warga untuk sahur ( bedug sahur). Di sana mereka dapat melatih fisik dan mental mereka sehingga fisik dan mental mereka dapat terlatih bila nanti harus berhadapan dengan umum bila ingin menjadi personil drum band. Mereka juga dapat kita latih untuk memeriahkan ketika nanti hari raya idul fitri datang. Mereka dapat memukul bedug takbiran bersama-sama sehingga dapat menambah kemeriahan dan keakraban antar teman sebaya.






Jadi dalam penggunaan alat pendidikan, seorang pendidik harus mampu mempertimbangkan pemakaian alat yang benar dan sesuai kebutuhan. Selain itu seorang pendidik juga harus memiliki kewibawaan dalam melaksanakan tugasnya karena kewibawaan seorang pendidik adalah suatu alat pendidikan yang dapat membawa anak didik kepada kedewasaan. Dengan kewibawaan itu seorang anak dapat menghargai dan patuh kepada pendidik


Mari kita wujudkan masa depan yang lebih baik untuk Negeri kita.




Daftar pustaka:

http://ariefbopcess.blogspot.com/2014/10/makalah-alat-pendidikan.html




Tidak ada komentar:

Posting Komentar