Cari Blog Ini

Kamis, 09 April 2015

Masalah Kualitas Pendidikan di Indonesia



Masalah Kualitas Pendidikan di Indonesia



Seiring perkembangan zaman yang sangat cepat dan modern membuat dunia pendidikan semakin penuh dengan dinamika. Di Indonesia sendiri dinamika itu tampak dari tidak henti-hentinya sejumlah masalah yang melingkupi dunia pendidikan. Menurut Suryati Sidharto (Dirto Hadisusanto, Suryati Sidharto, dan Dwi Siswoyo, 1995), problem yang dihadapi bangsa Indonesia mencakup lima pokok masalah, yaitu: Pemerataan Pendidikan, Daya Tampung Pendidikan, Relevansi Pendidikan, Kualitas/Mutu Pendidikan, dan Efisiensi & Efektifitas Pendidikan (Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan, Arif Rohman, Hal: 245)

Dalam kesempatan ini Penulis hanya akan membahas tentang masalah mutu pendidikan di Indonesia. Masalah mutu pendidikan ini tampaknya dari sejak kita merdeka hingga kini memasuki era millennium belum juga dapat terselesaikan dengan baik. Masalah mutu pendidikan di Indonesia memang sangat komplek dan rumit, ini tidak semudah membalikkan kedua telapak tangan kita.
Mutu pendidikan merupakan cerminan dari mutu sebuah bangsa. Manakala mutu pendidikannya bagus, maka bagus pula kualitas peradaban bangsa tersebut. Untuk itu seyogyanya masalah mutu pendidikan harus menjadi perhatian serius Pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Tentu dalam pengimplementasian-nya upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi tanggungjawab kita bersama, dan bukan hanya Pemerintah.

Namun, kualitas/mutu pendidikan di Indonesia saat ini semakin lama semakin memprihatinkan. Hal ini terbukti bahwa indeks pengembangan manusia di Indonesia makin menurun. Setelah kita amati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang. Banyak sekali faktor-faktor yg dapat menyebabkan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. 
Adapun masalah-masalah khusus yg menjadi penyebab permasalahan pendidikan di indonesia saat ini, antara lain: rendahnya sarana fisik, rendahnya kualitas guru, rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya prestasi siswa, rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,dan mahalnya biaya pendidikan. Berikut ini pemaparan dari masalah-masalah tersebut:

1.      Rendahnya Kualitas Sarana Fisik

Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya. Apalagi di daerah-daerah terpencil dan daerah pedalaman yang tidak terjamah iptek.





2.      Rendahnya Kualitas Guru

Keadaan guru di Indonesia saat ini juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya. Bukan itu saja, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar. Kelayakan mengajar itu jelas berhubungan dengan tingkat pendidikan guru itu sendiri. Dan bahkan kurang menyebarnya tenaga guru di Indonesia tak jarang melibatkan suatu sekolah tertentu di daerah perbatasan menggunakan tenaga TNI untuk membantu dalam mengajar para siswanya.






3.      Rendahnya Prestasi Siswa

Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan.

4.      Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan

Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangatterbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.










5.      Mahalnya Biaya Pendidikan

Saat ini untuk mendapatkan pendidikan di Indonesia sangatlah mahal. Hal ini sangat berpengaruh terhadap rakyat kecil. Mereka terpaksa putus sekolah karna mahalnya biaya untuk bersekolah. Hal ini juga yg menyebabkan berkurang nya mutu pendidikan di indonesia.





Hal-hal diatas adalah inti pokok permasalahan yang dialami  Indonesia, khususnya dalam hal kualitas pendidikan. Tapi, berbicara mengenai mutu pendidikan di Indonesia, masalah yang dihadapi tidak hanya pada pemaparan diatas. Masalah tersebut sangatlah kompleks dan tidak bisa dilepaskan antara satu poin masalah dengan poin masalah lainnya. Misalnya saja pada sampel mutu pendidikan yang berupa hasil belajar yang selama ini kita kenal dengan Hasil Ujian Nasional. Sekarang ini hasil ujian nasional dijadikan sebagai salah satu alat ukur dan mepetaan mutu pendidikan di Indonesia. Dari evakuasi hasil ujian nasional tersebut, akhirnya pemerintah mengambil suatu kebijakan untuk meningkatkan mutu hasil belajar peserta didik. Akhirnya, diambil kesimpulan bahwa hasil belajar yang bermutu hanya bisa dicapai melalui proses belajar yang bermutu pula. Dan proses belajar yang bermutu membutuhkan SDM serta biaya yang relative besar.

Pemerintah pun akhirnya mengambil langkah awal mengeluarkan kebijakan sertifikasi guru, dengan dalil meningkatkan kesejahteraan guru/pendidik. Setelah para guru/pendidik sejahtera diharapkan mampu memacu semangat keprofesionalan mereka dalam mengajar dan mendidik para peserta didik. Benarkah demikian? Yang terjadi selama ini justru menyimpang dari harapan kita semua, banyak permasalahan yang muncul dalam implementasi kebijakan sertifikasi guru. Yang ingin penulis soroti di sini yaitu terkait kemerosotan hasil ujian nasional pada tahun 2010 seiring makin banyak guru yang telah tersertifikasi. Di sini ternyata kita temukan fakta baru, bahwa kebijakan/program sertifikasi guru tidak berdampak signifikan terhadap peninngkatan mutu peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam hal ini mutu hasil belajar peserta didik. 

Apalagi jika kita lihat masalah guru hororer di Indonesia. Mereka masih di hargai dengan harga yang tidak bijaksana. Padahal belum tentu kualitas mereka jauh lebih rendah dari guru yang tesertifikasi. Banyak dari guru hororer yang mendapat gaji kurang dari seratus ribu per bulan. Padahal semakin perkembangan jaman, harga dan kebutuhan hidup pun semakin tinggi. Maka, tak jarang kita lihat aksi demonstrasi di berbagai daerah untuk menuntut kelayakan gaji. Maka dari itu, pemerintah harusnya juga lebih memperhatikan para guru hororer dan lebih bijaksana dalam menyusunan perundang-undangan.







Dalam hal ini bukan berarti sertifikasi guru itu tidak penting atau bahkan tidak perlu. Kita tetap harus memberkan apresiasi positif atas upaya pemerintah tersebut. Hanya saja kebijakan sertifikasi yang ada saat ini baru berdampak pada peningkatan kesejahteraan guru, walau banyak menimbulkan kecemburuan sosial dari golongan PNS lainnya. Program tersebut saat ini  belum memberikan dampak pada meningkatan mutu pedidikan secara umum. Ini tentu perlu menjadi perhatian dan sebagai bahan evaluasi oleh pemerintah khususnya dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Dan pada akhirnya perlu kita sadari bersama bahwa upaya peningkatan mutu/kuaitas pendidikan di negeri ini tidak akan pernah berhasil tanpa dukungan dari seluruh komponen bangsa. Mari kita dukung segala upaya yang positif demi kebaikan mutu/kualitas pendidikan kita.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar